Sebagai perusahaan investasi kelistrikan yang
saat ini berfokus pada pengembangan proyek-proyek penugasaan, menjalin
komunikasi yang baik dengan anak perusahaan dan perusahaan afiliasi, partner,
pemegang saham dan berbagai pemangku kepentingan lainnya merupakan sebuah
kebutuhan yang senantiasa diutamakan dalam berkoordinasi.
Pencapaian laba bersih PJBI sebesar 137% dari
rencana di tahun 2022, tak lepas dari kontribusi pendapatan atas investasi PJBI
pada seluruh Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi. PLTU Jawa 7 sebagai
satu-satunya pembangkit dibawah kelola PJBI yang sudah dalam fase operasi,
berhasil memberikan kontribusi tertinggi sebesar Rp 718,32 M melalui SGPJB dan
Rp 269 juta melalui GHPJB. Disisi lain, di tahun 2022 PJBI memperoleh dividen
pertama kalinya dari PLTU jawa 7 sebesar Rp 107,4 miliar. Pencapaian ini tak
luput dari peran serta PJBI dalam menjembatani komunikasi dan koordinasi dengan
China Shenhua sebagai sesama pemegang saham di PT SGPJB dan PT GHPJB, PLN
sebagai offtaker serta PLN Nusantara Power sebagai pemegang saham PJBI.
Sementara itu, komunikasi yang baik dengan ultimate shareholder di NSHE
yaitu SDIC juga berlangsung dengan baik yang menghasilkan kinerja pengembangan
positif dari PLTA Batang Toru dan kontribusi pendapatan usaha sebesar Rp 103,75
Miliar. Dari 2 proyek lainnya yaitu SSPewali sebagai JVC dari PLTU MT Sumbagsel
1 dan PMSE sebagai JVC dari PLTS Terapung Cirata juga terjalin komunikasi yang
baik melalui pencapaian-pencapaian strategis kinerja pengembangan dan
kontribusi terhadap pendapatan usaha masing-masing sebesar Rp 1,28 Miliar dan
RP 68,83 Miliar.
Meskipun begitu, perjalanan PJBI dengan visi
sebagai Perusahaan Investasi Kelistrikan Kelas Dunia masih perlu dikembangkan.
Bagi Kami, Kurva Pembelajaran akan senantiasa bergulir untuk menciptakan
kemajuan berkesinambungan dalam memberikan kontribusi terbaik bagi Indonesia
dan dunia. Arahan dari PLN Nusantara Power sebagai pemegang saham mayoritas
PJBI juga merupakan hal penting sebagai pembelajaran kami untuk memastikan
setiap langkah yang diambil PJBI sejalan dengan visi dan arah strategis
pemegang saham, yang mana kesesuaian ini akan memberikan kontribusi besar
terhadap target Pemerintah Indonesia untuk pengembangan kelistrikan.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh Anak
Perusahaan dan Perusahaan Afliasi PJBI, Partner, Pemegang Saham, Regulator dan
seluruh pemangku kepentingan lainnya atas dukungan dan komunikasi yang terjalin
dengan baik selama tahun 2022. Semoga segala komunikasi dan sinergi akan
terjaga dengan baik untuk menyajikan energi bersih untuk kemajuan bangsa.
PT PLN Nusantara Renewables (PLN NR) dan GD Power Hong Kong Overseas Investment Company Limited (GDHK) secara bersama-sama telah membentuk konsorsium (Konsorsium NR – GDHK) untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Karangkates berkapasitas 100 MW di Waduk Sutami, Jawa Timur, Indonesia (Proyek). Proyek berlokasi di Waduk Sutami dan Bendungan Karangkates, yang terletak di Kota/Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Proyek direncanakan akan dibangun dalam area perairan Waduk Sutami dan Bendungan Karangkates, termasuk Gardu Induk pembangkit 150kV Karangkates, extension 2 line bay Gardu Induk 150kV Sutami, dan transmisi sirkuit ganda overhead line (OHL) 150kV Gardu Induk Karangkates – Gardu Induk Sutami.(Unduh informasi selengkapnya pada halaman "Pengadaan")Proyek ini mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga surya terapung dengan kapasitas terpasang DC (direct current) tidak kurang dari 133 MWp dan kapasitas terpasang AC (alternate current) tidak kurang dari 100 MWac. Pihak yang berpartisipasi dalam lelang ini (Peserta Lelang) bertanggung jawab atas seluruh proses Proyek, termasuk pengurusan izin terkait konstruksi Proyek; seluruh survei dan desain; seluruh pekerjaan konstruksi; seluruh pekerjaan pemasangan; seluruh pembelian peralatan (termasuk pengawasan pembuatan peralatan); seluruh pengujian sistem dan penerimaan serta serah terima; pelatihan personel; jaminan kualitas kinerja; pemeliharaan kualitas proyek, dan pemeliharaan selama satu tahun setelah COD (commercial operation date).Peserta Lelang bertanggung jawab untuk merancang, membangun, dan menyerahkan pembangkit listrik tenaga surya yang memenuhi persyaratan kinerja keseluruhan dan standar teknis terkait, dengan fungsi keseluruhan yang lengkap dan fasilitas kehidupan yang memadai, dalam bentuk kontrak engineering, procurement, and construction (EPC).
Jakarta, 2 Juli 2024 – Pada tahun 2025, satu lagi portofolio pembangkit EBT milik PLN Nusantara Renewables (PLN NR) akan mulai beroperasi secara komersial. Menggandeng TBS Energi Utama Tbk (TOBA), perusahaan saat ini tengah mempersiapkan PLTS Terapung Tembesi yang berlokasi di Batam. Diproyeksikan, PLTS terapung berkapasitas 35 MWac atau 46 MWp ini akan menghasilkan listrik bersih hingga 57 GWh per tahun.PLTS Terapung Tembesi akan mengapung di atas Waduk Tembesi milik Badan Pengusahaan (BP) Batam yang disewa oleh PT TBS Energi Utama. Pemanfaatan salah satu waduk terbesar di Batam ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan Kota Batam sebagai hub pengembangan EBT yang berperan penting dalam peningkatan perekonomian daerah dan nasional.Nantinya, pembangkit ini dibangun menggunakan teknologi bifacial solar panels—sebuah teknologi panel surya yang memungkinkan penyerapan energi dari kedua sisi panel. Penggunaan panel jenis ini mendatangkan banyak keuntungan, di antaranya meningkatkan produksi energi hingga 30% dan performa yang lebih baik dalam kondisi rendah cahaya.Penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) untuk proyek ini dilakukan pada 12 Februari 2024. Lewat perjanjian ini, disahkan bahwa PLN Nusantara Power dan PT TBS Energi Utama akan menjual listrik kepada PLN Batam melalui Jaringan 20 kV GI Panaran. Pada 4 April 2024 diresmikan Joint Venture Company (JVC) bernama PT Nusantara Tembesi Baru Energi (NTBE) yang bertugas menggarap proyek investasi sebesar Rp 481 Miliar ini. Adapun struktur kepemilikan saham JVC ini terbagi atas 51% milik PLN NR dan 49% milik PT Batam Tirta Surya.“Proyek PLTS Terapung Tembesi ini merupakan langkah konkret dalam mendukung target pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional,” ungkap Harjono selaku Direktur Utama PLN Nusantara Renewables. Dengan adanya PLTS Terapung Tembesi, perusahaan diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon dan pencapaian target energi bersih. Semoga proyek ini dapat menjadi contoh sukses yang menginspirasi pengembangan proyek energi terbarukan lainnya di seluruh Indonesia, serta mempercepat transisi menuju penggunaan energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Jakarta, 1 Juli 2024 – PLN Nusantara Renewables (PLN NR) terus memperkuat portofolio investasinya dalam energi terbarukan untuk mendukung transisi energi Indonesia. Dengan fokus pada pengurangan emisi, pemberdayaan masyarakat, dan tata kelola yang transparan, PLN NR berkomitmen untuk menjalankan praktik perusahaan berkelanjutan.Saat ini, terdapat 910 MW Pembangkit Listrik Swasta (Independent Power Producer/IPP) berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dalam fase inisiasi, konstruksi, maupun operasi yang siap PLN NR sumbangkan bagi dunia kelistrikan Indonesia. Portofolio tersebut terdiri atas 4 proyek PLTS berkapasitas 330 MW, 1 proyek PLTA berkapasitas 510 MW, serta 1 proyek PLTB berkapasitas 70 MW yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.Empat dari enam proyek tersebut adalah PLTS, termasuk tiga PLTS Terapung: PLTS Terapung Cirata (145 MWac), PLTS Terapung Tembesi (35 MWac), dan PLTS Terapung Karangkates (100 MWac), serta PLTS IKN (50 MW). PLTS Terapung menjadi mayoritas dalam portofolio PLTS PLN NR karena efisiensi lahan dan dampak positif terhadap lingkungan perairan, seperti mengurangi evaporasi air dan meningkatkan efisiensi panel surya melalui efek pendinginan air.Selain PLTS, PLN NR mengembangkan PLTA Batang Toru dengan kapasitas 510 MW, yang diproyeksikan menghasilkan 2.124 GWh listrik per tahun untuk pulau Sumatera. Di Kalimantan Selatan, PLN NR menginisiasi proyek PLTB Tanah Laut berkapasitas 70 MW untuk memanfaatkan kecepatan angin stabil 6 – 7,3 m/s pada ketinggian 100 meter guna memenuhi kebutuhan listrik 158 GWh per tahun di Kalimantan.Dengan adanya 910 MW pembangkit listrik hijau, PLN NR diproyeksikan mampu mengurangi lebih dari 2 juta ton emisi CO2 per tahun. Hal ini merupakan langkah signifikan dalam mendukung target nasional untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060. Selain itu, proyek-proyek ini juga diharapkan menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.Ke depannya, PLN NR berencana untuk terus memperluas portofolio energi lewat peningkatan kolaborasi bersama berbagai mitra—baik dari sektor pemerintah maupun swasta. Harjono, Direktur Utama PLN NR, menyatakan, "Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan energi bersih demi masa depan yang lebih baik. Selain itu, kami mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG dalam setiap langkah kami untuk memastikan bahwa bisnis kami tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan."
IKN, 1 Juli 2024 – Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Upacara HUT Ke-79 Republik Indonesia tahun ini akan dilangsungkan di dua tempat, yaitu Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Istana Negara. Dalam pelaksanaannya, upacara di IKN akan dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan seratus persen dilistriki oleh energi hijau yang diproduksi oleh PLTS IKN.IKN saat ini tengah dipersiapkan menjadi Kota Hutan yang Cerdas (smart forest city), di mana hanya 25% arena yang dibangun, sedang 75% sisanya akan menjadi area hijau. Ibukota ini akan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan melestarikan lingkungan. PLTS IKN merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam mencapai misi IKN sebagai kota minim emisi karbon. Pada 2 November 2023, peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangkit ini dilakukan oleh Presiden Joko Widodo untuk menunjukkan keseriusan pemerintah dan PLN Group dalam menyediakan sistem kelistrikan hijau yang dapat diandalkan.Pembangunan PLTS IKN tahap pertama berkapasitas 10 MW dengan sukses dilakukan oleh sinergi 4 (empat) anak perusahaan PLN Nusantara Power (PLN NP) yang memiliki peran berbeda sesuai bidang usahanya. PLN Nusantara Renewables berperan sebagai pemilik proyek, PLN Suku Cadang sebagai pemimpin penjaga stabilitas rantai pasok, PLN NP Construction sebagai pemimpin pembangunan gardu induk dan jaringan transmisi, serta PLN NP Services sebagai eksekutor instalasi PLTS sesuai standar yang berlaku.Sinergi harmonis antar anak perusahaan memungkinkan PLTS IKN mencapai milestone pentingnya dalam jangka waktu singkat. Terbukti, hanya dalam hitungan bulan sejak groundbreaking, PLTS IKN tahap pertama sudah bisa terhubung dengan jaringan 20 kV di Kalimantan Timur pada 27 Februari 2024 dan mulai beroperasi secara komersial pada 3 Juni 2024.Direktur Utama PLN Nusantara Renewables, Harjono, menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya atas sinergi yang solid antar Anak Perusahaan PLN NP tersebut. “PLTS IKN sesungguhnya merupakan proyek monumental dan ambisius dalam pengembangan energi hijau. Dengan sinergi yang kuat, semoga ke depannya tantangan transisi energi dapat diatasi dan Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam pemanfaatan energi terbarukan,” ujar Harjono.Saat ini, pembangunan PLTS IKN sedang memasuki fase kedua (40 MW) yang dijalankan oleh PT Nusantara Sembcorp Solar Energi (NSSE)—Joint Venture Company milik PLN Nusantara Renewables dan SembCorp Utilities Pte. Ltd. Kerjasama dengan mitra Internasional ini diharapkan mendorong pelaksanaan transfer ilmu dan teknologi di untuk meningkatkan kapasitas Indonesia dalam bidang EBT, khususnya di wilayah Indonesia Tengah. Harapannya, PLTS IKN tahap ini akan mulai beroperasi secara komersial pada Q4 tahun 2024.
Jakarta, 1 Juli 2024 – PLN Nusantara Renewables (PLN NR) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam rangka mendapatkan persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2023. RUPS ini diselenggarakan pada hari Jumat (28/06) di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta, dan dipimpin oleh Direksi PLN Nusantara Power (PLN NP) selaku Pemegang Saham Mayoritas.Satu tahun pertama bertransformasi dari PT PJBI, PLN NR sampaikan kinerja “All Green” di mana seluruh KPI tahun 2023 tercapai lebih dari 100%, serta tidak satu kinerja pun berstatus di bawah target. Berdasarkan hasil audit, skor KPI yang didapatkan perusahaan meningkat 2,22 poin dari tahun sebelumnya hingga mencapai 104,95. Dibandingkan dengan yang tercantum dalam RKAP tahun 2023, PLN NR membukukan pendapatan usaha sebesar 776,75 Miliar dari target Rp 772,33 Miliar. Selain itu, Laba Bersih PLN NR dinyatakan melebihi target, yaitu sebesar Rp 790,26 Miliar atau sebanding dengan 104% dari target awal.Faktor utama yang mempengaruhi realisasi tahun 2023 adalah kinerja positif proyek pada fase operasi, konstruksi, dan inisiasi. Beberapa capaian yang paling membanggakan, di antaranya PLTU Jawa 7 yang mencapai produksi listrik sebesar 12,63 TWh, dimulainya operasi PLTS Terapung Cirata secara komersial dan menghasilkan 25,8 GWh listrik hijau, serta pelaksanaan groundbreaking dan pendirian JVC untuk PLTS IKN.Seluruh Pemegang Saham yang hadir hari itu mengapresiasi kinerja PLN NR di tahun 2023, serta menyampaikan pesan agar Tahun Buku 2024 dapat berjalan dengan lebih optimal. Menyambut hal itu, Harjono selaku Direktur Utama PLN NR berterima kasih atas dukungan para Pemegang Saham serta menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Ia berujar, “Tahun 2024 akan menjadi tahun yang penuh tantangan sekaligus peluang bagi PLN NR. Kami akan terus berfokus pada keberlanjutan, inovasi, dan kolaborasi untuk memastikan bahwa PLN NR tetap menjadi pelopor dalam pengembangan energi terbarukan di tanah air”Dengan kinerja yang solid dan pencapaian yang memuaskan di tahun 2023, perusahaan optimis menghadapi tantangan dan peluang di tahun 2024. Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan, semoga PLN NR dapat terus meningkatkan kontribusi dalam sektor energi terbarukan, mencapai target-target baru, dan membawa dampak positif yang lebih besar bagi lingkungan dan masyarakat.